LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA (UJI LIPID DAN KOLESTROL)




LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
UJI LIPID DAN KOLESTEROL

BY : ANGGIA PERAMAHANI


I.                               TINJAUAN PUSTAKA
            Lipid merupakan senyawa yang tersusun oleh rantai hidrokarbon yang panjang sehingga tidak larut dalam air. Secara umum dibagi menjadi golongan lipid sederhana dan lipid kompleks. Lipid sederhana adalah senyawa yang tidak mempunyai gugus ester dan tidak dapat dihidrolisis, meliputi steroid. Glolongan lipid kompleks tersusun oleh senyawa-senyawa yang mempunyai gugus ester dan dapat dihidrolisis, meliputi minyak, lemak dan lilin.
Lemak atau minyak nabati atau hewan merupakan contoh dari gliserol dan lemak jenuh atau minyak yang dapat dihidrolisis oleh larutan alkali menjadi garam dari asam lemak yang sehari-hari kita kenal sebagai sabun. Reaksi hidrolisis ini disebut penyabunan. Ester dapat dibuat dengan cara mereaksikan asam karbosilat dengan alkohol yang dapat dikatalisis oleh asam mineral, misalnya asam sulfat atau asam klorida. Reaksi yang terjadi merupakan suatu keseimbangan. Apabila digunakan asam dalam jumlah yang sama, pada keadaan seimbang akan diperoleh 67 % ester. Hasil ini ditingkat dengan menggunakan pereaksi berlebihan atau dengan mengeluarkan air dari campuran.
Lemak netral tergolong senyawa-senyawa majemuk dan ikatannya menyerupai ester. Asamnya terdiri atas asam-asam monokarbosilat yang tidak bercabang, yaitu asam lemak sedangkan komponen alkoholnya gliserin merupakan suatu alkohol. Banyaknya asam karbosilat yang diikatkan pada gliserin menghasilkan mono dan trigiserida.
Gliserol merupakan suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas 3 atom karbon. Jadi tiap atom karbon mempunyai gugus –OH. Gliserol dapat diperoleh dengan jalan penguapan hati-hati kemudian dimurnikan dengan destilasi pada tekanan rendah.
Gliserol yang diperoleh dari hasil penyabunan lemak atau minyak adalah suatu zat cair yang tidak berwarna dan mempunyai rasa yang agak manis.
            Steroid merupakan lipid yang banyak dialam. Pada umumnya senyawa ini ditemukan dalam bentuk sterol bebas, sterol berikatan dengan glikosida atau sterol yang berbentuk ester. Dari kelompok sterol, kolesterol merupakan salah satu yang paling melimpah. Kolesterol adalah salah satu jenis lemak yang di buat di hati dan ditemukan pada makanan hewani.
Kolesterol adalah salah satu sterol yang penting dan terdapat banyak di alam. Dari rumus kolesterol dapat dilihat bahwa gugus hidroksil yang terdapat pada atom nomor 3 mempunyai posisi beta oleh karena dihubungkan dengan garis penuh.
Kolesterol adalah metabolit yang mengandung lemak sterol (bahasa Inggris: waxy steroid) yang ditemukan pada membran sel dan disirkulasikan dalam plasma darah. Merupakan sejenis lipid yang merupakan molekul lemak atau yang menyerupainya. Kolesterol ialah jenis khusus lipid yang disebut steroid. Steroids ialah lipid yang memiliki struktur kimia khusus. Struktur ini terdiri atas 4 cincin atom karbon.
Kolesterol diperlukan oleh fungsi tubuh yang penting seperti : Membangun dinding sel, Melindungai jaringan saraf, Membuat hormon. Ada dua tipe kolesterol yaitu yang baik.  (HDL atau High Density Lipid) dan yang jahat dan jelek (LDL or Low Density Lipid.)
Kolesterol dapat larut dalam pelarut lemak, misalnya eter, kloroform, benzena dan alkohol panas. Apabila terdapat dalam konsetrasi tinggi, kolesterol mengkristal dalam bentuk kristal yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau dan mempunyai titik lebur 150-151oC.
Hanya kolestrol yang termasuk kategori LDL (Low Density Lipoprotein) saja yang berakibat buruk sedangkan jenis kolestrol HDL (High Density Lipoprotein) merupakan kolestrol yang dapat melarutkan kolestrol jahat dalam tubuh. Batas normal kolesterol dalam tubuh adalah 160-200 mg. Kadar kolesterol yang tinggi dapat diturunkan dengan simvastatin.
Endapan kolesterol apabila terdapat dalam pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah karena dinding pembuluh darah menjadi makin tebal. Hal ini mengakibatkan juga berkurangnya elastisitas atau kelenturan pembuluh darah. Dengan penyempitan pembuluh darah dan berkurangnya kelenturan pembuluh darah, maka aliran darah terganggu dan untuk mengatasi gangguan ini jantung harus memompa darah lebih keras. Hal ini berarti jantung harus bekerja lebih keras daripada biasanya.
Adanya kolesterol dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa reaksi warna. Salah satu diantaranya adalah reaksi Salkowski. Apabila kolesterol dilarutkan dalam kloroform dan larutan ini dituangkan di atas larutan asam sulfat pekat dengan hati-hati maka bagian asam berwarna kekuningan dengan flouresensi hijau bila dikenai cahaya. Bagian kloroform akan berwarna biru dan yang berubah menjadi merah dan ungu. Larutan kolesterol dalam kloroform bila ditambahan anhidrida asam asetat dan asam sulfat pekat, maka larutan tersebut mula-mula akan berwarna merah, kemudian biru dan hijau. Ini disebut reaksi Lieberman Burchard. Warna hijau yang terjadi ini ternyata sebanding dengan konsentrasi kolesterol. Karenanya reaksi Lieberman Burchard dapat digunakan untuk menentukan kolesterol secara kuantitatif. Dalam darah manusia normal terdapat antara 150-200 miligram tiap 100 mL darah.


IV.             ALAT DAN BAHAN

 Alat 
1.      Beaker glass
2.      Rak tabung reaksi
3.      Gelas ukur
4.      Penangas air
5.      Pipet tetes
6.      Kaca objek beserta tutupnya
7.      Erlenmeyer

        Bahan                                    
1.      Pereaksi Lipid
2.       Kertas saring
3.      Pelarut organik
4.      Minyak goreng
5.      Kuning telur                              
6.      Akuades
7.      Empedu ayam atau sapi
II                 PEMBAHASAN
Lemak atau minyak nabati atau hewan merupakan contoh dari gliserol dan lemak jenuh atau minyak yang dapat dihidrolisis oleh larutan alkali menjadi garam dari asam lemak yang sehari-hari kita kenal sebagai sabun. Reaksi hidrolisis ini disebut penyabunan. Ester dapat dibuat dengan cara mereaksikan asam karbosilat dengan alkohol yang dapat dikatalisis oleh asam mineral, misalnya asam sulfat atau asam klorida. Reaksi yang terjadi merupakan suatu keseimbangan. Apabila digunakan asam dalam jumlah yang sama, pada keadaan seimbang akan diperoleh 67 % ester. Hasil ini ditingkat dengan menggunakan pereaksi berlebihan atau dengan mengeluarkan air dari campuran.
Pada praktikum ini melakukan uji kelarutan lipid, pembentukan emulsi, uji penyabunan lipid, uji kolesterol dan uji pengkristalan kolesterol..
Yang pertama, uji kelarutan lemak. Mula-mula beberapa sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambah minyak goreng 2 tetes. Dan didapatkan minyak larut didalam etanol dan kloroform. Hal ini disebabkan oleh etanol dan kloroform merupakan pelarut non polar. Jadi larut didalam pelarut nonpolar juga dalam hal ini minyak goreng. Sedangkan minyak tidak larut dalam air, karena air bersifat polar. Umumnya zat yang polar larut didalam pelarut polar juga, namun tidak dapat larut didalam pelarut nonpolar. Hal ini dikarenakan adanya momen dipol pada zat atau pelarut sehingga dapat berikatan dan berinteraksi dengan sesamanya. Sedangkan pada pelarut nonpolar tidak memiliki momen dipol, sehingga tidak bisa berinteraksi dengan zat yang polar, jadi tidak dapat larut.
Yang kedua uji pembentukan emulsi. Pada tabung 1 yang berisi akuadest kemudian di tetesi minyak goreng. Lalu diaduk dan terbentuk emulsi tidak stabil. Dan terbentuk dua lapisan . minyak diatas dan air dibawah. Sedangkan pada tabung 2 yang ditetesi Na2CO3 tetap tidak tercampur dan membentuk dua lapisan.  Warnanya keruh. dan terjadi emulsi tidak stabil, hal ini karena didalam larutan mengandung ir, jadi walaupun tetap diberi Na2CO3 dalam lemak tetap Akkan membentuk emulsi tidak stabil karena asam lemak bebas dalam larutan bereaksi dengan soda membentuk sabun, tetapi tetap juga membentuk emulsi. pada tabung 3 yang berisi larutan empedu dan minyak goreng 2 tetes membentuk 2 lapisan.minyak diatas dan empedu dibawah. Dan terjadi emulsi. Reaksi yang timbul adalah terjadinya pengemulsian lemak oleh larutan empedu. Hal ini karena empedu berfungsi sebagai pengemulsi lemak karena pada empedu mengandung garam sodium yang dapat mengemulsi lemak pada minyak kelapa.
Percobaan ketiga yaitu penyabunan lemak. Dan didapatkan hasil pembentukan sabun berhasil, karena asam lemak jika bergabunng dengan alkali (NaOH) akan membentuk sabun, dimana NaOH dalam hal ini berfungsi sebagai emulgator. Dengan adanya pemanasan dan penambahan alkali (NaOH) maka senyawa lemak akan membentuk gliserol dan sabun atau garam asam lemak. Proses ini lebih dikenal dengan nama saponifikasi. Perbandingan jumlah busa (indikasi terbentuknya sabun) pada penambahan NaOH adalah sama. Sedangkan untuk jumlah busa paling tinggi terdapat pada minyak. Setelah itu ditambah alkohol agar busa larut.
            Yang keempat uji kolesterol.  Mula-mula sampel kuning telur ayam ditambah 2 mL kloroform, 10 tetes Anhidrat Asetat dan 3 tetes H2SO4 kemudian dikocok. Pada campuran ini terdapat 3 lapisan, pada bagian atas berwarna hijau, bagian tengah berwarna kuning dan bagian bawah berwarna putih. dan terasa panas saat tabung dipegang. Berdasarkan literatur adanya kolesterol dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa reaksi warna. Salah satu di antaranya ialah reaksi Salkowski. Apabila kolesterol dilarutkan asam sulfat pekat dengan hati-hati, maka bagian asam berwarna kekuningan dengan fluoresensi hijau bila dikenai cahaya. Bagian kloroform akan berwarna biru dan yang berubah menjadi menjadi merah dan ungu. Larutan kolesterol dalam kloroform bila ditambah anhidrida asam asetat dan asam sulfat pekat, maka larutan tersebut mula-mula akan berwarna merah, kemudian biru dan hijau. Ini disebut reaksi Lieberman Burchard.
            Pada percobaan kelima  yakni ingin mengetahui bentuk kristal dari kolesterol. Adapun hasil yang diperoleh dari percobaan ini ialah terlihat/nampak ada gambar kristal setelah dilarutkan dalam air panas. Tapi uji kristal ini tidak dilihat menggunakan mikroskop berhubung keterbatasan alat di aboratorium, jadi hanya sampai diteteskan diatas kaca objek.  Berdasarkan literatur kadar kolesterol yang tinggi akan mengendap lalu membentuk kristal. Kolesterol dapat larut dalam pelarut lemak, misalnyaeter, kloroform, benzena dan alkohol panas. Apabila terdapat dalam konsentrasi tinggi, kolesterol mengkristal dalam bentuk kristal yang tidakdapat berwarna, tidak berasa dan tidak berbau.

VIII.       KESIMPULAN
1.      Lemak atau minyak nabati atau hewan merupakan contoh dari gliserol dan lemak jenuh atau minyak yang dapat dihidrolisis oleh larutan alkali menjadi garam dari asam lemak yang sehari-hari kita kenal sebagai sabun. Reaksi hidrolisis ini disebut penyabunan.
2.      Larutan polar akan larut pada pelarut polar, dan tidak bisa larut dalam pelarut nonpolar, begitupun sebaliknya. Air tidak dapat larut dalam lemak karena memiliki momen dipol yang hanya bisa berikatan dengan sesamanya (polar).
3.      Empedu bisa mengemulsi lemak karena mengandung garam sodium yang dapat mengemulsi lemak pada minyak kelapa.
4.      Apabila kolesterol dilarutkan asam sulfat pekat dengan hati-hati, maka bagian asam berwarna kekuningan dengan fluoresensi hijau bila dikenai cahaya.
5.      Kolesterol akan mengendap jika diberi air panas dan jika dalam kadar yang tinggi akan membentuk kristal.
6.      Dengan adanya pemanasan dan penambahan alkali (NaOH) maka senyawa lemak akan membentuk gliserol dan sabun atau garam asam lemak. Dan dikenal dengan saponifikasi.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2013. Pengertian dan fungsi lipid http://softilmu.blogspot.com/2013/07/ pengertian-dan-fungsi-lipid.html. diakses pada tanggal 20 maret 2014
Anonim. 2013. kolesterol. http://kamuskesehatan.com/arti/kolesterol/‎. Diakses pada tanggal 12 maret 2014
Day,Jr.R.A.danUnderwood,A.L.1990.Analisa Kimia Kuantitatif.Jakarta:Erlangga.
Lehninger, Albert L, 1982. “Dasar-Dasar Biokimia Jilid I”. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Poedjadi, Anna. 1994. ”Dasar-Dasar Biokimia”. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia Press.








Comments

Popular posts from this blog

LAPORAN PRAKTIKUM TEKSTUR TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA (ASAM AMINO DAN PROTEIN)