acara 1 pengenalan gejala tanaman

BAB I. PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang

Keberadaan penyakit tak pernah lepas dari kegiatan budidaya pertanian. Tanaman dikatakan sakit apabila ada perubahan pada tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologis. Penyebab sakitnya tanaman bias dipengaruhi oleh banyak hal, seperti cendawan, virus, bakteri, kekurangan air, kelebihan atau kekurangan unsur hara. Gejala yang ditimbulkannya pun berbeda-beda antar penyebabnya.
Penyakit tumbuhan adalah penyebab tanaman menjadi sakit.Tanaman dikatakan sakit apabila ada perubahan seluruh atau sebagian organ-organ tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisik maupun fisiologis tanaman terganggu.Tanaman sakit juga dapat dikatakan sebagai  penyimpangan dari keadaan normal.
Gejala penyakit tumbuhan merupakan respon yang di timbulkan tumbuhan terhadap infeksi (yang bisa diukur) yang menyebabkan terganggunya proses fisiologis tanaman,misalnya respirasi yang meningkat,fotosintesis menurun,dan lain sebagainya.Penyakit tertentu yang menyerang suatu tanaman dapat dibedakan dengan penyakit lain berdasarkan gejala.
Penyakit dapat disebabkan oleh mikroorganisme baik berupa jamur bakteri, virus, nematoda maupun jasad renik yang lain. Jamur yang biasanya menyerang adalah jenis Rhizoctonia, Sclerotium, Fusarium, Phytium, Phytophthora. Sedangkan bakteri yang sering menyerang yaitu Erwinia, Xanthomonas,dll.
Mikroorganisme tersebut dapat meyebabkan berbagai macam gejala. Oleh karena itu untuk mengetahui gejala tersebut penting dilakukan praktikum pengenalan gejala penyakit tanaman.

1.2         Tujuan
            Adapun tujuan dari pratikum kali ini unuk membedakan beberapa jenis dan tanda penyakit tanaman.


BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit tanaman dapat terjadi jika sedikitnya terdapat kontak dan interaksi antara dua komponen. Komponen tersebut berupa tanaman dan patogen. Jika pada saat terjadinya kontak tersebut lingkungan mendukung, maka akan terjadi penyakit. Interaksi antara tanaman, patogen yang virulen dan lingkungan ini sering disebut sebagai konsep segitiga penyakit. Menurut konsep ini ada tiga syarat terjadinya penyakit tumbuhan, yaitu tanaman yang rentan, Patogen yang virulens, dan Lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan penyakit tumbuhan, tapi kurang cocok dengan tumbuhan itu sendiri (Djahyadi, 1996).
Penyakit tumbuhan adalah penyebab tanaman menjadi sakit. Tanaman dikatakan sakit apabila ada perubahan seluruh atau sebagian organ-organ tanaman yang menyebabkan terganggungya kegiatan fisiologis tanaman atau sakit adalah penyimpangan dari keadaan normal. Gejala penyakit tumbuhan merupakan respon dari tumbuhan terhadap infeksi (yang bisa diukur) yang menyebabkan terganggunya proses fisiologis tanaman. Gejala yang ditimbulkan juga dapat bereda, bergantung pada lingkungan, varietas dari inang dan ras patogen. Gejala selalu berubah dengan berkembangnya penyakit, karena penyakit adalah suatu proses yang dinamik (Sukariawati, 2011).
Penyakit tumbuhan dapat disebabkan oleh faktor biotik dan abiotik. Penyebab penyakit yang bersifat biotik umunya parasitik pada tumbuahn, dapat ditularkan, dan disebut penyakit biogenik. Adapun penyakit yang bersifat abiotik tidak parasit, tidak menular, dan biasa disebut penyakit fisiogenik. Penyebab yang parasitik terdiri dari beberapa golongan seperti virus, viroid, fitoplasma bakteri, cendawan, riketsia, protozoa, nematode dan tumbuhan tingkat tinggi (Sinaga, 2003).
Tanaman akan sakit apabila tumbuhan tersebut diserang oleh patogen (parasit) atau dipengaruhi oleh agensia abiotik (fisiopath). Oleh karena itu, untuk terjadinya penyakit tumbuhan, sedikitnya harus terjadi kontak dan terjadi interaksi antara dua komponen (tumbuhan dan patogen). Jika pada saat terjadinya kontak dan untuk beberapa saat kemudian terjadi keadaan yang sangat dingin, sangat panas, sangat kering, atau beberapa keadaan ekstrim lainnya, maka patogen mungkin tidak mampu menyerang atau tumbuhan mungkin mampu menahan serangan, meskipun telah terjadi kontak antara keduanya, penyakit tidak berkembang. Nampaknya komponen ketiga juga harus terdapat untuk dapat berkembangnya penyakit. Akan tetapi, masing-masing dari ketiga komponen tersebut dapat memperlihatkan keragaman yang luar biasa, dan apabila salah satu komponen tersebut berubah, maka akan mempengaruhi tingkat serangan penyakit dalam individu tumbuhan atau dalam populasi tumbuhan (Penuntun,2013).
Penyakit tumbuhan digolongkan menjadi dua golongan  yaitu Penyakit Abiotik dan Penyakit Biotik. Penyakit abiotik adalah penyakit yang disebabkan oleh penyakit noninfeksi/ penyakit yang tidak dapat ditularkan dari tumbuhan satu ke tumbuhan yang lain. Patogen penyakit abiotik meliputi: Suhu tinggi, Suhu rendah, Kadar oksigen yang tak sesuai, Kelembaban udara yang tak sesuai, Keracunan mineral, Kekurangan mineral, Senyawa kimia alamiah beracun, Senyawa kimia pestisida, Polutan udara beracun, Hujan es dan angin. Penyakit biotik adalah penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh penyakit infeksius bukan binatang dan dapat menular dari tumbuhan satu ke tumbuhan yang lain Patogen penyakit biotik meliputi : Jamur, Bakteri, Virus, Nematoda, Tumbuhan tingkat tinggi parasitic dan Mikoplasma (Sastrahidayat, 1990).
Tipe gejala penyakit dapat dibedakan menjadi tiga yaitu nekrosis, hipoplasis dan hiperplasis. Nekrosis adalah suatu gejala yang ditandai dengan degenerasi protoplas dan akhirnya diikuti oleh kematian sel, jaringan organ atau tubuh tumbuhan secara keseluruhan. Hipoplasis adalah gejala yang ditandai dengan adanya hambatan pertumbuhan dalam ukuran,warna, dan perkembangan anggota tubuh. Sedangkan hiperplasis ditandai adanya pertumbuhan yang luar biasa dalambentuk, ukuran, warna, dan struktur maupun pertumbuhan (Eko, 2013).



BAB III. METODELOGI PRAKTIKUM
3.1         Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Pengelolaan Penyakit Tanaman di laksanakan pada hari selasa,10 Oktober 2016 pukul 11.30 Wita-Selesai.Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

3.2         Alat dan Bahan Praktikum
Alat dalam praktikum ini yaitu alat tulis, buku gambar.
Bahan dalam praktikum yaitu
a.         Karat daun pada kacang tanah yang disebabkan Pucinia  sp.
b.        Bercak daun pada kacang tanah yang disebabkan oleh Pucinia Sp
c.         Nekrosis daun pada cabai yang disebabkan oleh Antrakanas
d.        Busuk umbi pada wortel yang disebabkan oleh Erwinia carotovora
e.         Becak daun mangga yang disebabkan algae
f.          Hawar pada daun singkong yang di sebabkan oleh Xanthomonas
g.        Bercak daun singkong yang di sebabkan oleh Xanthomonas
h.        Kriting pada daun tomat yang disebabkan oleh virus mozaik
i.          Kerdil padi yang disebabkan virus kerdil
j.          Hawar daun padi yang disebabkan oleh Xanthomonas kresek
k.        Busuk kering jambu biji yang disebabkan oleh Botryplodia sp.
l.          Puru akar pada panca air yang di sebabkan oleh Melodoggen.
m.      Bercak daun jagung yang disebakan oleh Helminthospora meydis
3.3         Cara Kerja
Prosedur kerja yang digunakan yaitu
1.         Digambar bahan-bahan atau tanaman sakit yang ada pada meja
2.         Dideskripsikan gejala, warna, serta bentuk dari penyakit tersebut

3.         Diisolasi umbi wortel busuk dengan metode gores

Comments

Popular posts from this blog

LAPORAN PRAKTIKUM TEKSTUR TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA (UJI LIPID DAN KOLESTROL)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA (ASAM AMINO DAN PROTEIN)