FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN PENYAKIT TANAMAN

1. PATOGEN
·         Keberadaan pathogen dapat ditemukan di segala tempat dan tersebar luas di alam dalam jumlah yang besar, hal ini sangat tergantung dari Penyebaran patogen yaitu proses berpindahnya patogen atau inokulum dari sumbernya ke tempat lain sangat mudah. Selain itu, patogen memiliki adaptasi yang kuat. Sehingga dia dapat hidup dimana-mana walau dalam kondisi suboptimum
·         Keganasan (Patogenisitas / virulensi) : Kemampuan yang di miliki oleh pathogen untuk menginfeksi tanaman inang. Jika patogen memiliki kecocokan dengan tanaman inang maka patogen melakukan penetrasi yang agresif.
·         Kemampuan adaptasi; Kekuatan yang di miliki oleh pathogen untuk bertahan dan menyesuaikan diri pada lingkungan yang baru. Patogen dapat hidup dalam kondisi yang kurang menguntungkan
·         Efisiensi penyebaran ; Penyebaran patogen merupan  berpindahnya patogen atau inokulum dari sumbernya ke tempat lain dengan waktu yang singkat dan cepat. Patogen memiliki tubuh yang mikropis, sehingga ia dapat apapun di alam ini. Contohnya air , angin, mahlukhidup, tanah, dan lain sebagainya.
·         Kemampuan reproduksi ; Kemampuan pathogen dalam memperbanyak diri/Reproduksi pada tempat yang berbeda-beda/lingkungan yang tidak mendukung. Patogen memiliki 2 cara reproduksi, yaitu aseksual dan seksual. Jika salah satunya tidak mampu maka patogen akan menggunakan cara lainnya. Disamping itu, dalam sekali reproduksi patogen dapat  menghasilkan jumlah yang sangat banyak.

2. TANAMAN INANG
·         Varietas tanaman inang (kepekaan/ ketahanan) ; setiap varietas atau jenis tanaman inang memiliki ketahanan dan sifat unggul yang berbeda-beda. Tanaman inang akan peka jika sifat unggul yang dimiliknya tidak mampu atau sesuai melawan patogen tersebut. Sehingga harus dicari kecocokan sifat unggul untuk melawan hama utama agar mendapat ketahanan yang diinginkan.
·         Struktur Populasi dan Kerapatan ; Populasi dan kerapatan tanaman inang akan mempengaruhi suhu dan kelembaban. Sebagian besar patogen lebih menyukai suhu rendah dan kelembaban tinggi, maka jika terlalu rapat menjadi kesempatan patogen mengembangkan diri
·         Vigor ;  kemampuan tanaman inang tumbuh pada kondisi sub optimum atau lingkungan yang tidak mendukung. Ada banyak faktor yang tidak bisa dikendalikan, agar dapat tumbuh dengan baik tanaman harus memiliki vigor yang tinggi untuk mengatasi perubahan lingkungan yang selalu terjadi.
3. LINGKUNGAN
Lingkungan abiotik
·         Suhu; panas dinginnya udara di sekitar tanaman. Hal ini berpengaruh pada organisme yang hidup lainnya, setiap organisme memiliki suhu optimum agar ia dapat beraktivitas dengan baik dan proses biokimia dalam tubuhnya tidak terganggu.
·         Kelembaban relatif /air ; erat kaitannya dengan suhu. Jika suhu rendah maka otomatis kelembabannya akan naik begitupun sebaliknya.
·         Angin ;  berperan dalam menyebarkan organisme mikroskopis pada tanaman. Karena di udaralah banyak hidup mikroorganisme yang menguntungkan maupun merugikan
·         Sinar/cahaya ; sangat berperan dalam proses fotosintesis, Jadi tanaman harus memiliki sinar yang cukup. Selain itu, sinar dapat mempengaruhi lingkungan abiotik lainnya seperti suhu dan kelembaban.
·         Keadaan Tanah ; menentukan jumlah kandungan nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Jika terjadi defisiensi, maka tanaman  mengalami pertumbuhan yang kurang optimal dan menjadi peka dengan penyakit
Lingkungan biotik
·         Musuh alami : setiap mahluk hidup memiliki musuh alami yang siap menghambat pertumbuhannya. Biasanya musuh alami akan   muncul jika ada mangsanya. Adapun contohnya :
·                     Parasit ; mahluk mikroskopis yang menjadi musuh terhadap patogen. Ia akan mengambil nutrisi dari inangnya. Sehingga inangnya mengalami kerugian atau bahkan mati.
·                      Predator; sejenis mahluk yang besar berguna untuk memakan organisme-organisme yang merugikan
·                      Antagonis;  musuh alami dari patogen dari sesama jenis yang memiliki kemiripan hanya beda spesies. Ini juga  sangan merugikan patogen penyebab penyakit.
Suhu
Ø  Suhu mempengaruhi proses fisiologi di dalam tubuh OPT, sehingga mengakibatkan perubahan pada aktifitas dan proses reproduksinya.
Ø  Dalam batas-batas tertentu, makin tinggi suhu, maka aktifitas dan reproduksi OPT meningkat.
Ø  Masing-masing patogen memiliki suhu optimum bagi pertumbuhan dan perkembangannya dan ada perbedaan toleransi terhadap suhu antar masing-masing jenis patogen.
Ø  Selain itu suhu juga mempengaruhi pertumbuhan dan vigor tanaman inang.
Ø  Suhu dapat digunakan dalam memperkirakan laju perkembangan patogen, dan menjadi salah satu komponen penting dalam peramalan.
Ø  Dalam hal penyakit yang disebabkan oleh virus dan mikoplasma. selain berpengaruh terhadap patogen, suhu juga berpengaruh terhadap vektor.


K9elembaban Relatif
Ø  Kelembaban relatif berpengaruh terhadap perkembangan infeksi dan keberhasilan reproduksi pada pathogen maupun serangga vektor
Ø  Bagi patogen KR penting pada awal proses infeksi => perkecambahan propagul dan proses penentrasi patogen ke dalam jaringan inang.

Ø  Bagi serangga vektor, KR berpengaruh terhadap penetasan telur. Kekurangan tekanan uap (vapour pressure deficit) akibat KR yang rendah dapat menyebabkan mengeringnya telur-telur yang diletakkan di permukaan daun, sehingga dapat mengurangi atau menggagalkan penetasan. 
Angin
Ø  Angin mempengaruhi penyebaran OPT, baik dalam jarak dekat maupun dalam jarak jauh
Ø  Angin juga mempengaruhi KR, sehingga dapat berpengaruh terhadap tekanan uap air di udara (vapor pressure)
Ø  Terjadinya penurunan tekanan uap air di udara (vapour pressure deficit –VPD) dapat menghambat pertumbuhan pathogen dan serangga vektor.
Curah Hujan (Presipitasi)
Ø  Curah hujan merupakan salah satu faktor yang menciptakan kelembaban
Ø  Selain itu air hujan juga membantu dalam penyebaran patogen, terutama penyebaran jarak dekat melalui percikan
Ø  hujan yang lebat dapat mengganggu aktifitas makan serangga tertentu seperti aphis, kutu daun dan wereng.
Ø  Serangga-serangga tanah yang menyerang akar dan bagian bawah tanaman lebih menyukai keadaan tanah yang tidak tergenang.
Cahaya (Sinar)
Ø  Panjang / periode penyinaran; Panjang penyinaran dapat mempengaruhi produksi/ penetasan telur dan masa diapause (fase dalam daur hidup serangga pada saat serangga tersebut mengalami pembatasan metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan)
Ø  Kualitas sinar (panjang gelombang);
o   Berpengaruh terhadap reproduksi mikroorganisme (jamur)
o   Sinar dengan panjang gelombang yang mendekati UV merangsang sporulasi jamur
o   Menyaring sinar tersebut (misalnya dengan menggunakan plastik yang khusus) sporulasi jamur terhambat.
Keadaan Tanah
Ø  Struktur
Ø  Tekstur
Ø  pH
Ø  Bahan organik
Ø  Status hara
Musuh alami
Ø  Parasit : mengganggu dengan cara hidup dan menyelesaikan seluruh daur hidupnya pada/atau di dalam inang (patogen). Misal: virus di dalam tubuh jamur atau bakteri, jamur menginfeksi (memerangkap) nematoda
Ø  Predator, mahluk hidup tertantu (umumnya berupa fauna) memangsa patogen. Misal: serangga tanah, siput dsb. memakan jamur yang ada di dalam tanah.
Ø  Antagonis, mikroorganisme dari golongan yang sama menjadi musuh bagi mikroorganisme patogen. Misal: Trichoderma spp., Coniothyrium minitans menjadi musuh bagi banyak jamur patogen di dalam tanah; beberapa jenis jamur dari kelompok khamir (Saccharomyces spp.) di permukaan daun menjadi musuh bagi jamur-jamur patogen daun.

Comments

Popular posts from this blog

LAPORAN PRAKTIKUM TEKSTUR TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA (UJI LIPID DAN KOLESTROL)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA (ASAM AMINO DAN PROTEIN)